Begini Sejarah Turunnya Al Qur’an, Kamu Harus Tahu!

Sejarah-Turunnya-Al-Quran

Sebagai umat Muslim, kita tentu harus tahu bagaimana sejarah turunnya al qur’an tentunya. Simak selengkapnya di sini!

Untuk memahami sejarah turunnya Al Qur’an, setiap orang harus tahu latar belakangnya terlebih dahulu. Biasanya mereka yang terlahir dan percaya kepada ajaran Nabi Muhammad sudah tahu. Pasalnya sudah diajarkan semenjak kecil hingga dewasa.

Terutama dalam pelajaran agama Islam, baik secara formal atau non formal. Para orangtua juga turut andil untuk menjelaskan tentang keyakinan yang mereka anut. Mengingat hidup manusia yang berpatokan pada Al-Qur’an sebagai pedomannya.

Sejarah Turunnya Al Qur’an

Mempelajari dan mengetahui sejarah dari turunnya kitab suci umat Islam tentu hal yang penting. Dari proses turunnya sendiri, Al Qur’an dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus. Begini penjelasan lebih lanjutnya.

  • Latar Belakang Turunnya Al Qur’an

Jauh sebelum turunnya kitab suci yang kita imani, bangsa Arab berada pada zaman jahiliyah. Merupakan zaman yang buruk, dimana belum ada ilmu pengetahuan saat itu. Saat itu, bangsa Arab sendiri memegang kepercayaan politeistik.

Banyak di antara mereka yang bergantung pada puisi serta kebijakan tradisional yang turun dari setiap generasi. Situasi kehidupan sosialnya pun bahkan sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Judi, pemerkosaan, aborsi dan segala macam kejahatan terjadi.

Dalam kondisi yang tidak kondusif tersebutlah, Nabi Muhammad mencari kebenaran spiritual. Terkenal sebagai sosok yang shaleh dan sering menyendiri di gua Hira. Sampai pada akhirnya di usia ke 40 tahun menerima wahyu pertama yang menandai turunnya Al-Qur’an.

  • Datangnya Wahyu Pertama

Turun sebagai wahyu di bulan baik, yaitu Ramadhan tahun 610 M, di gua Hira. Nabi Muhammad menerimanya lewat perantara malaikat Jibril. Dalam wahyu tersebut ada ayat dari surah Al Alaq ayat 1-5.

Isinya menekankan pentingnya sebuah ilm pengetahuan dan membaca. Mendapatkan wahyu pertama ini, Nabi Muhammad pulang dan merasa ketakutan dan menceritakannya pada Khadijah. Seorang pendeta Nasrani, Waraqah bin Naufal menyatakan bahwa kejadian yang dialami Nabi disebut wahyu.

  • Prosesnya Bertahap

Al-Quran turun bertahap sekitar 23 tahun di Mekah dan Madinah. Tujuannya tentu agar bimbingan kepada umat Islam sesuai dengan situasi dan tantangan yang dihadapi. Wahyu yang diturunkan di Mekah sendiri berfokus pada ajaran tauhid, kehidupan akhirat dan nilai moral.

Pasalnya saat itu Islam masih dalam proses penyebaran dan pengenalan. Terlebih lagi masyarakat yang masih fanatic pada ajaran politeistik. Untuk ayat yang diturunkan di Mekah lebih pendek dan indah.

Sedangkan untuk wahyu yang diturunkan di Madinah lebih berfokus pada pembentukan masyarakat Islam dan tatanan hukum. Setiap ayat yang turun cenderung panjang dan terperinci. Banyak hal seperti aturan sosial, politik, dan hukum. Tujuannya membimbing umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.

  • Metode Penurunan dan Pengumpulan

Dari setiap proses penurunan Al-Qur’an, pasti ada penyebabnya. Contohnya saat Nabi sedang menghadapi tantangan atau pertanyaan dari masyarakat. Wahyu yang berisikan jawaban akan Allah turunkan.

Pada saat wahyu turun inilah, Nabi akan segera menghafalnya dan langsung menyampaikannya pada para sahabat. Dari para sahabat ini nantinya akan dituliskan kembali ke beberapa media, seperti pelepah kurma, tulang, batu, dan lainnya. Akan tetapi Al-Qur’an sebagian besar akan dihafalkan secara lisan.

  • Pengumpulkan Al Qur’an Setelah Wafatnya Rasulullah

Wafatnya Rasulullah tentu membuat para habitat khawatir Al-Qur’an hilang. Begitu juga dengan para penghafal yang wafat, apalagi setelah terjadi perang Yamamah yang membuat para sahabat banyak mati syahid. Nah, di bawah kepemimpinan Abu Bakar, Al-Qur’an dijadikan satu mushaf agar kesuciannya terjaga.

Nah, apabila kamu ingin mendaptkan lebih banyak pengetahuan tentang Islam, maka, kalian juga bisa mengunjungi situs pemudahijrah ya.

Kesimpulan

Itulah ulasan tentang sejarah turunnya Al Qur’an yang dapat dipelajari dan dipahami. Dengan mulai belajar mencari tahu asal usulnya, akan membuat iman semakin kuat. Begitu juga rasa tauhid yang selalu senantiasa mengesakan Allah.